Wisata Religi Kota Serambi Mekah
alwashliyah49paslem.sch.id – Tim WEB MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu berwisata ke Kota yang terkenal dengan julukan Serambi Mekah (Aceh) dengan keberangkatan pada hari Senin 27 Desember 2021 dan kembali pada malam Jum’at 30 Desember 2021.
Pergi berwisata ke Kota Serambi Mekah ini sudah direncanakan dari tahun lalu oleh MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu, namun tahun ini keberangkatannya baru bisa dilaksanakan karena menyesuaikan peraturan pemerintah mengenai pembatasan sosial bersekala besar ditiap-tiap daerah. Alhamdulillah sebagai Kepala Madrasah, MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu H. Adlan LBS, M.Pd memiliki rezeki dengan menggratiskan biaya keberangkatan dan penginapan kepada seluruh Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang ikut berwisata ke Aceh tersebut. Rasa syukur serta kebahagiaan menyelimuti keberangkatan wisata tersebut.
MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu melengkapi identitas keberangkatan berwisata tersebut menjilid seluruh foto coppy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Sertifikat Vaksin seluruh peserta yang mengikuti wisata religi tersebut untuk persiapan apabila diperlukan dalam perjalanan. Jumlah peserta yang ikut berwisata religi ke Serambi Mekah (Aceh) berjumlah 31 Orang dengan rincian 25 Orang dewasa dan 6 Orang anak-anak.
Rabu, 28 Desember 2021 keluarga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu sampai ke Banda Aceh dan langsung menggunakan jasa Pelabuhan Ulee Lheue untuk menyeberang ke Kota Sabang. Keindahan laut yang tidak bertepi merupakan kebesaran Allah dan kita selaku manusia patut bersyukur dapat menikmati langsung keindahan alam dalam perjalanan tersebut.
Dikatakan wisata religi oleh MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu karena menikmati perjalanan bersama-sama berwisata namun tidak melupakan untuk tetap beribadah kepada Allah dengan mengunjungi rumah-rumah Allah yang indah lagi banyak sejarah serta pengetahuan yang dapat diketahui saat berwisata ke kota Serambi Mekah tersebut.
Kota Sabang sangat indah dengan debur ombak yang langsung menyapa ditepi-tepi pantai. Perjalanan MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu di sabang meliputi Pantai Sumurtiga dengan pesona airnya memiliki tiga warna yaitu Putih, Hijau dan Biru, selanjutnya Pantai Kasih, Pulau Weh, dan Taman Sabang Merauke. Pergi ke Sabang belum lengkap kalau tidak menginjakkan kaki ke titik Kilometer 0 Indonesia. Ketinggian tugu Kilometer 0 mencapai 43,6 Meter di atas permukaan laut, dipuncak tugunya terdapat patung Garuda, kanan kiri tugunya terdapat Rencong yang merupakan symbol perjuangan rakyat aceh, tugunya memiliki empat pilar penyanggah menandakan batas negara yakni sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote. Tugu Kilometer 0 diresmikan pertama pada 9 September 1997 Oleh Try Sutrisno.
Kamis, 29 Desember 2021 keluaraga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu meninggalkan penginapan Buk De untuk kembali ke Banda Aceh untuk menikmati destinasi yang ada di kota Banda Aceh. Adapun tempat yang pertama dikunjungi adalah Pantai Lampuuk di Aceh Besar yang menghadap ke Samudra Hindia, memiliki pasir putih, dengan pemandangan pohon pinus rimbun serta deburan ombak yang bersahabat menambah kenikmatan saat menyantap makan siang dengan menu ikan merah besar sambil minum air kelapa muda plus madu.
Selanjutnya bergegas melihat Kapal PLTD Apung 1 yang memiliki berat 2.600 Ton yang berada di laut dan terseret ombak Tsunami 2004 silam ke perairan sejauh 5 Kilometer. Dilanjutkan ke Museum Tsunami Aceh yang dirancang oleh arsitek asal Bandung Ridwan Kamil pada tahun 2008 dan diresmikan untuk umum pada tahun 2011. Museum ini djadikan satu destinasi wisata di Aceh sebagai pusat Pendidikan bencana dan tempat perlindungan darurat apabila Tsunami terjadi lagi. Musium ini dilengkapi dengan simulasi elektronik gempa bumi dan Tsunami agar yang mengunjungi dapat merasakan langsung suasana saat Tsunami tersebut terjadi. Sumur do’a yang disdain untuk membangkitkan keinginan orang yang datang untuk merenung dan mendoakan para korban dengan memperlihatkan 1000 nama korban di dalam ruang Sumur do’a tersebut.
“Mendengar dan melihat rekaan kartun saja membuat rasa takut apalagi langsung mengalaminya. Destinasi ini merupakan salah satu bentuk kekuasaan Allah dan peringatan bagi kita agar menjadi insan yang selalu bersyukur.” Ujar Hj. Nurhayati, M.Pd selaku Istri Kepala Madrasah MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu.
Selepas mengitari dan mengambil pelajaran dari Museum Tsunami Aceh keluarga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu melanjutkan perjalanan menuju kapal di atas rumah yang merupakan bentuk penyelamat 59 Orang yang terbawa gelombang Tsunami dengan ukuran Panjang 25 M x 5,5 M lebarnya dengan berat 20 Ton terseret 1 Km yang semula berada di Sungai Krueng. Peninggalan ini merupakan peninggalan yang dilestarikan agar pengunjung dapat bertafakur dan bermuhasabah diri delanjutnya bersyukur dan berdo’a mengenang kejadian Tsunami. Alhamdulillah keluarga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu dapat bertemu langsung dengan saksi hidup yang mengunakan kapal diatsa rumah tersebut.
Saat menuju Mesjid Baiturrahman keluarga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu melihat dari dalam Bus peninggalan rumah Cut Nyak Dhien yang merupakan rumah khas Acehyang berates rumbia dan disanggah dengan 65 tiang kayu Ulin yang kekokohannya teruji saat Tsunami tidak ada tiang yang rusak bahkan rumah ini menjadi tempat berlindung bagi masyarakat saat itu karena keadaan air tepat di lantai rumah panggung tersebut. Sumur yang ada disebelah kiri merupakan sumur asli milik keluaraga Cut Nyak Dhien.
Sesampainya di Mesjid Baiturrahman yang merupakan tempat utama dari Wisata Religi MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu. Semua bibir keluarga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu memuji keindahan Masjid tersebut dengan ungkapan MasyaAllah, Alhamdulillah dapat menunaikan ibadah di rumah Allah yang juga merupakan sumber sejarah, simbol agama Islam, budaya, dan perjuangan orang Aceh. Mesjid ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda, raja Aceh 1607-1636 pada 1612 M. Mesjid ini selain untuk pusat kegiatan keagamaan juga merupakan markas pertahanan terhadap serangan para penjajah.
Pada saat Tsunami 26 Desember 2004 Mesjid ini termasuk bagunan yang selamat meskipun terjadi kerusakan dibeberapa bagian. Pada tahun 2008 selesai renovasi pasca-Tsunami dengan menelan dana Rp 20 Miliar bantuan yang berasal dari Bantuan dunia Internasional Saudi Charity Campaign. Luas bangunan Mesjid Baiturrahman 1500 M2 dengan memiliki 7 kubah seperti Taj Mahal di India dan 8 Menara dengan kapasitas 30.000 Orang. Interiornya dengan dinding pilar be-relif, tangga marmer dan lantai dari Tiongkok, kaca patri dari Belgia, lampu hias gantung perunggu dan batu bangunannya dari Belanda.
“Masya Allah, Alhamdulillah….. Sujud di Serambi Mekah saja sudah buat hati ini banyak bersyukur apalah lagi dapat bersujud di Makkah Al-Mukarramah, tidak dapat dibayangkan rasa syukurnya. Semoga Allah berikan langkah kaki untuk kita semua agar dapat bertamu ke rumah Allah , Makkah Al-Mukarramah. Aamiin ” Ujar Dra. Sri Rahayuwati Guru Seni Budaya.
Selepas sholat magrib dan Isya dilaksanakan maka keluarga MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu, kembali menuju kampung halaman dengan terlebih dahulu membeli oleh-oleh untuk keluarga di rumah serta di Madrasah. AAFA