ORIENTASI KE-ALWASHLIYAHAN 2021 BAGI KEPALA MADRASAH, PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN AL-WASHLIYAH SE-KABUPATEN ASAHAN
MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu Tim WEB- Kepala
Madrasah, tenaga pendidik dan kependidikan MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu
mengikuti “Orientasi KeAl-Washliyahan 2021” zona ke-2 Kecamatan Air joman dan
Silau Laut. (Binjai Serbangan, 14 Maret 2021).
Pelaksanaan
orientasi Al-Washliyah tersebut dibuka langsung oleh Pimpinan Daerah (PD)
Al-Washliyah Kabupaten Asahan yaitu Syahrul Nasution, M.A. Diawal pembukaan
beliau berpesan kepada seluruh peserta orientasi agar mengikuti kegiatan
orientasi dengan baik supaya apa yang telah dikorbankan demi ikut serta dalam
kegiatan orientasi mendatangkan kebaikan pada diri peserta orientasi.
Orientasi ke-Al-Washliyahan
ini diikuti oleh ± 160 peserta dari tiga tingkatan Madrasah yaitu MI (Madrasah
Ibtidaiyah), MTS (Madrasah Tsanawiyah) dan MA ( Madsarah Aliyah) yang tersebar
di Kecamatan Air Joman dan Silau Laut. Orientasi tersebut berlangsung 1 hari
dengan pemateri yang berkompeten dibidangnya.
H. Adlan Lubis, M.Pd merupakan Kepala Madrasah MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu, beliau dalam kesempatan kali ini selaku penasehat di PD Al-Washliyah diberi kesempatan menjadi pemateri utama dalam orientasi tersebut dengan mengenalkan Akidah dan tokoh Al-Washliyah bagi para peserta orientasi. Beliau memaparkan Al-washliyah memiliki Akidah Islam dengan ciri akidah Ahlusunnah Wal Jama’ah. Ahlusunnah Wal Jama’ah artinya golongan yang mengikuti dengan konsisten semua jejak langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.
“Ciri akidah
Ahlusunnah Wal Jama’ah ada 4 yaitu; 1. Cinta kepada Rasul, 2. Cinta kepada
sahabat Rasul, 3. Cinta kepada keturunan Rasul dan 4. Cinta kepada
Ulama/Pemimpin Umat. Apabila diantara ke-4 ciri tersebut tidak diikuti
maka jelas mereka bukan bagian dari
keluarga Al-washliyah.” Papar penasehat PD Al-Washliyah.
Pemateri ke-dua
merupakan Ketua Majlis Kader Al-washliyah Sumut yaitu Rahmad Jamil, M.Pd yang
datang dari Kota Medan khusus untuk menyampaikan materi Al-Washliyah sejarah
pergerakan Umat Islam. Selaku kader, Beliau menyampaikan dengan penuh semangat
tentang proses berdirinya Al-Washliyah, mulai adanya perselisihan (
Konflik) antara kaum tua dan kaum muda
sehingga Guru dan pelajar Maktab Tapanuli Medan berniat untuk mengusir penjajah
serta menyatukan umat islam. Nama Al-Jam’iyatul Washliyah memiliki arti
perkumpulan yang menyatukan. “Orang Al-Washliyah memiliki keselarasan dalam
kognitif ( Pengetahuan), afektif (Sikap) serta Psikomotorik (Praktek) dan tidak
pernah bertentangan dengan ajaran agama Islam.” Papar ketua Kader tersebut.
Pemateri ke-tiga
berasal dari kota Medan yang yang menjabat sebagai wakil sekretaris majlis
pendidikan dasar dan menegah Al-Washliyah Medan Drs Husnin Thamrin Lubis, M.Ag.
Dalam penjelasannya Beliau menjelaskan bahwa Al-Washliyah berbeda dari
organisasi lain yang ada. Perbedaan itu terletak pada pendirinya secara
berjama’ah dan kelahiran organisasinya sebagai penegah dan solusi dari
perselisihan. Sudah jelas adanya bahwa Al-Washliyah mampu menjadi wadah
pemersatu umat islam yang terpecah belah.
“ Warga
Al-Washliyah memegang 3 ciri Al-Washliyah yaitu ; 1. Sibghah (Karakteristik
yang menjadikan tauladan yaitu Agama Islam), 2. Wijhah ( Arahan dari
Allah/Sudut pandang yang istiqomah dalam berbuat kebaikan ), dan 3. Khithah
(Derap langkah ke depan atau mengerjakan dengan sungguh-sungguh agar bernilai
jihad di jalan Allah)” jelas Husnin.
Tokoh yang
dijadikan contoh dari ke 3 ciri tersebut adalah Arsyad Tholib Lubis yang
merupakan seorang guru yang berusaha menyebarkan agama Islam dengan berseru
dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mengharap Ridho Ilahi. Pernah suatu
ketika beliau berceramah di kantor DPR dan diberikan jumlah uang yang cukup
banyak dan langsung diberikan kepada pegemudi bacak semuanya karena ketika
diberikan uang tersebut dikatakan untuk ongkos becak dan beliau tidak mengambil
selembarpun uang tersebut. Pengemudi becak bertanya mengapa banyak sekali uang
yang diberikan, beliau menjawab dengan
tenang dan iklas bahwa uang itu adalah pemberian dari jema’ah tempat ia
berceramah tadi. “Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pembelajaran dan
menjadikan tauladan untuk meningkatkan kebaikan di jalan Allah” tutupnya.
Mengakhiri
kegiatan orientasi ke-Alwashliyahan tersebut ketua PD Al-Washliyah menegaskan
bahwa warga Al-Washliyah harus mengikuti Khithah Al-Washliyah ( Garis
perjuangan organisasi). Khithah itu antara laian ; 1, Asas warga Alwashliyah
adalah agama Islam, 2. Aqidah Al-Washliayah adalah Ahlusunnah Wal Jama’ah, 3.
Mazhab yang digunakan Al-Washliyah adalah Mazhab Syafi’i dan 4. Warga
Al-washliyah harus mandiri dan Independen. Selanjutnya program Al-washliyah
bergerak di 5 bidang yaitu pendidikan, dakwah, kaderisasi, amal sholeh dan
pemberdayaan ekonomi.
“Adapun tujuan
akhir orientasi ke-Alwashliyahan 2021 ini untuk memperjelas dan menetapkan
bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan kader Al-Washliyah yang resmi
dengan telah mengikuti Orientasi yang singkat tetapi penuh makna. Selanjutnya
sertifikat orientasi ini nantinya menjadi syarat untuk melanjutkan Surat
Keterangan mengajar untuk tahun ajaran 2021/2022 mendatang.” Perjelas Syahrul
Nasution, M.A.