Pemanfaatan Teknologi Informasi Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Dalam Pembelajaran Di Madrasah
alwashliyah49paslem.sch.id
Setiap
negara pastinya ingin mengedepankan pendidikan, karena pendidikan adalah kunci
utama untuk mampu bersaing dalam kancah Internasional. Guru memiliki peran
penting dalam mewujudkan masa depan anak bangsa yang lebih baik lagi.
Dalam dunia pendidikan, salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
adalah kualitas guru. Hal ini dikarenakan guru merupakan kunci penggerak utama
dalam dunia pendidikan, pendidikan tanpa seorang guru tidaklah ada harganya.
Namun realitanya
kualitas guru masih jauh dari kata sempurna, contohnya saja kurangnya kemahiran
dalam memanfaatkan teknologi, kurangnya terpenuhi tugas dan kewajiban guru
secara utuh, selain itu juga dikarenakan kreativitas yang terbatas, hal ini
meyebabkan hasil pendidikan belum maksimal. Peningkatan mutu pendidikan
haruslah digencarkan melalui kegiatan
pendidikan atau seminar yang dapat membangun, memotivasi dan menyadarkan setiap
guru untuk tetap meningkatkan pengetahuan, supaya nantinya dapat mengatasi
masalah serta hambatan pendidikan yang
ada.
Berhubungan dengan hal
tersebut kepala madrasah MAS Al-Washliyah 49 Pasar Lembu H. Adlan Lubis, M.Pd
mengadakan seminar dengan mengusung tema : "Pemanfaatan Teknologi Informasi
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 dalam Pembelajaran di Madrasah." Dengan
peserta 34 guru MAS Al-Washliyah 49, kepala madrasah Tsanawiyah 64 yang
diwakilkankan oleh PKM kurikulum Zubaidah S.Pd.I, Kepala madrasah Ibtidaiyah
Suriana, S.Ag serta mantan guru MAS Al-washliayah 49 Hj. Nurhayati M.Pd maka
jumlah keseluruhan peserta adalah 38 guru. Seminar ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidik serta
mempersiapkan tenaga pendidik yang cerdas, siap dan tanggap terhadap pendidikan
di era revolusi industri 4.0
Imam Kusnadin, M.Pd selaku ketua tim Pengembang Kurikulum Dinas
Pendidikan Sumatera Utara yang membuka kegiatan seminar kemudian memberikan
arahan bahwa, "Pendidik tidak boleh bangga, puas, cukup terhadap capaiannya
yang membuat pendidik start last ( Mulai Terakhir) artinya pendidik tidak akan
meningkatkan apa yang telah dimilikinya. Namun jadilah pendidik yang memiliki 5
hal yaitu Brent Equity
(terkenal), Wornes (kaji diri), Identity
(identitas), Image (Gambaran) dan loyality (loyalitas)"
Revolusi Industri 4.0 merupakan bentuk kemajuan teknologi yang mengintegrasikan dunia fisik, digital,
dan biologis, sehingga terjadi perubahan mendasar dalam cara hidup manusia.
Istilah industri 4.0 muncul dari Jerman pada saat diadakan Hannover Fair pada tahun 2011
(Kagerman, dkk, 2011).
Transformasi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan perubahan rupa, baik dari segi bentuk,
sifat, fungsi, dan sebagainya. Jadi, transformasi digital merupakan perubahan
dalam bidang teknologi digital. Dalam proses revolusi, pasti ada suatu hal yang
berubah sesuai dengan inovasi dan kebutuhan hidup manusia. Adapun perubahan
yang dihadapi peserta didik sekarang adalah belajar tanpa tatap muka langsung
atau belajar dengan menggunakan teknologi baik secara Daring maupun Luring. Di sinilah guru dituntut wajib memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi sebagai alat bantu menyampaikan pendidikan
kepada peserta didik.
"Apabila guru telah
diberikan bekal pendidikan bagaimana menggunakan teknologi yang ada untuk
menunjang aktivitas belajar baik dalam proses Daring ataupun Luring
maka tenaga pendidik sudah dikatakan mahir dalam memanfaatkan teknologi" Jelas Syawaluddin Nasution, M.Pd.
Teknisi teknologi Safrial, M.Kom menambahkan bahwa, "Semua aplikasi pasti memiliki kekurangan dan
semahirnya kita dalam menggunakan aplikasi pasti kalah dan dapat diterobos oleh
orang-orang yang memiliki kepentingan dan penyadap ilmu teknologi. Untuk itu
aturlah sebaik mungkin bila nantinya madrasah ini menggunakan ujian online
berbasis Android"
"Walaupun dalam keadaan
pandemi namun kita tetap melaksanakan perintah Permendikbud no 20-24 tahun 2006
dan berlandaskan pada KMA 183 dan 184" Papar ketua umum MGMP MA Sumut Rahmad
Jamil, M.Pd.
Kepala kantor kementrian
agama (Kemenag) Asahan, Bapak DR. H. Hayatsyah, M.Pd yang menutup kegiatan
seminar dengan arahannya bahwa, "Sebagai seorang pendidik kita mampu
menciptakan peserta didik yang memiliki Ettitude
yang baik dan mampu mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran dengan
semangat dan penuh kesabaran yang nantinya membuat pekerjaan kita menjadi
ladang jihad dan amal jariah". "Kita lahir di kampung, besar di kampung, namun
wawasan tidak kampungan." Tambahnya kepada seluruh peserta yang mengikuti
seminar.
Adapun penilaian
narasumber terhadap Madrasah MAS Al-washliyah 49 Pasar Lembu adalah
Satu-satunya sekolah perdana Madrasah yang mampu mengadakan seminar pendidikan
dan teknologi, walaupun sekolahnya di
dalam desa namun perkembangan teknologi terutama pengisian ARD (Aplikasi Raport
Digital) sama dengan pengisian ARD yang ada di kota Metropolitan yaitu Medan,
dan keakraban serta kekompokan guru
membuat cemburu bahkan membuat narasumber serasa pulang ke kampung halamannya.